Berapa liter air yang dibutuhkan untuk memproduksi satu kilogram pakaian? Jawabannya mungkin mengejutkan Anda.
Rata-rata, konsumsi air bervariasi secara signifikan tergantung pada bahan dan proses manufaktur dari berbagai jenis pakaian. Memproduksi satu kilogram pakaian membutuhkan sekitar 8.000 hingga 10.000 liter air.
Untuk memberi gambaran yang lebih jelas, mari kita ambil contoh kaos katun murni seberat 250 gram:
Bahan katun saja menghabiskan air sekitar 2.500 liter.
Termasuk proses seperti pemintalan, penenunan, pencelupan, dan finishing, konsumsi air secara keseluruhan dapat mencapai hampir 3.000 liter.
Ini setara dengan sekitar tiga tahun kebutuhan air minum untuk satu orang.
Jika konsumsi air dalam jumlah besar merepresentasikan perampasan sumber daya air dari segi "kuantitas", maka pencemaran limbah tekstil menandakan kerusakan sumber daya air dari segi "kualitas". Warna yang tinggi, COD tinggi, bahan organik yang sulit terurai, serta toksisitas yang dihasilkan selama produksi merupakan alasan utama mengapa limbah industri tekstil menjadi salah satu sumber pencemaran air yang paling sulit ditangani dan paling parah di dunia.
Artikel ini akan membawa Anda melalui simulasi laboratorium lengkap untuk mengkaji penanganan limbah cair tekstil YIMEI, mengeksplorasi metode yang digunakan untuk mengubah air limbah keruh dan berwarna menjadi air yang jernih dan transparan.
Sumber Limbah Proyek:
Pabrik pengolahan jeans, klien Indonesia.
|
Item |
Kualitas air influent (mG /l) |
E effluent standar air (mG /l) |
|
B OD5 |
1000-2000 |
20 |
|
C OD |
2000-4000 |
50 |
|
Nitrogen amonia |
40-100 |
0.5 |
|
Nitrat |
50-120 |
14 |
|
Kromatik |
400-800 |
10 |
|
Fosfor total |
10-30 |
1.0 |
|
TS S |
500-1000 |
<5 |
|
O minyak dan lemak |
100-200 |
<5 |
|
Escherichia Coli |
10^7MPN/100ml |
100 MPN/100ml |
Prosedur Percobaan (Video Tersedia)
Menyesuaikan pH : Sesuaikan pH limbah ke kisaran optimal untuk reaksi.
Tambahkan Bahan Kimia : Tambahkan bahan kimia dalam urutan dan proporsi tertentu sambil terus diaduk.
Pengadukan Lambat & Penambahan PAM : Amati proses pembentukan flok.
Penghentian Reaksi & Pengendapan : Periksa nilai pH dan biarkan campuran mengendap.
Tingkat Pendekoloran Tinggi : Bahan pendekoloran koagulan yang efisien (misalnya, GT-H04) dapat mencapai tingkat pendekoloran 80% hingga lebih dari 99,9% untuk air limbah pencelupan dan percetakan.
Mekanisme : Gugus kationik bergabung dengan gugus anionik molekul pewarna membentuk garam tidak larut yang hidrofobik, atau mendorong koagulasi dan pengendapan molekul pewarna melalui penetralan muatan, adsorpsi, dan flokulasi sapuan.
Tingkat Penghilangan yang Signifikan : Penghilangan COD biasanya mencapai 50% hingga 90%.
Produksi Lumpur Rendah : Flok yang terbentuk padat, mengendap dengan cepat, dan menghasilkan lumpur yang relatif sedikit, sehingga mempermudah proses pengolahan selanjutnya.
Penerapan yang luas : Cocok untuk pengolahan air limbah di industri seperti percetakan, pencelupan, dan kulit, terutama efektif untuk air limbah dengan kromat tinggi dan COD tinggi.
Efektivitas Biaya : Dibandingkan dengan metode konvensional (misalnya, dekolorisasi natrium hipoklorit), metode ini mengurangi biaya pengolahan tanpa menimbulkan polusi sekunder.

Hak Cipta © Qingdao Yimei Environment Project Co., Ltd. Hak-hak Kekayaan Intelektual Dilindungi Kebijakan Privasi